Intan Jaya, Papua - Kembali, masyarakat Intan Jaya dikejutkan dengan serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok bersenjata TPNPB/OPM. Pada Jumat, 1 November 2024, kontak tembak antara aparat keamanan TNI-POLRI dan kelompok bersenjata ini mengguncang ketentraman warga, berlangsung dramatis dari pukul 11.00 hingga 12.40 WIT. Kontak tersebut dipimpin oleh Mayor Enos Tipagau bersama empat komandan batalyonnya, yakni Keny Kobogau, Henok Tigau, Andi Wanimbo, dan Abertinus Kobogau.
Serangan ini bukan hanya serangan terhadap aparat keamanan; ini adalah ancaman langsung terhadap masyarakat sipil yang sedang berusaha menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam pengumuman yang disampaikan oleh TPNPB/OPM, kelompok ini mengklaim ingin membatalkan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Intan Jaya, menambah ketegangan dan kecemasan di tengah masyarakat.
Baca juga:
Tony Rosyid: Rakyat Gugat PIK 2 Sebagai PSN
|
Kekerasan ini sangat berdampak pada dunia pendidikan. Dalam rekaman video yang beredar, terlihat anak-anak di ruang kelas berlarian panik, mencari perlindungan di bawah meja saat suara tembakan menggema di luar. Suasana menegangkan ini jelas mengganggu proses belajar mengajar dan menciptakan trauma mendalam bagi siswa dan guru yang seharusnya memberikan pendidikan dalam lingkungan yang aman.
Tindakan brutal TPNPB/OPM tidak hanya menciptakan ketidakstabilan di Intan Jaya, tetapi juga mengancam hak-hak dasar anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Ketakutan yang dialami oleh anak-anak ini akan meninggalkan jejak psikologis yang berkepanjangan, menghambat perkembangan mereka secara akademis dan emosional. Dalam kondisi seperti ini, anak-anak Papua yang berhak belajar kini terpaksa hidup dalam bayang-bayang kekerasan yang seharusnya tidak mereka alami.
Pemerintah Indonesia dengan tegas mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh TPNPB/OPM. Tindakan ini jelas menunjukkan bahwa kelompok separatis tersebut tidak memikirkan keselamatan masyarakat sipil, termasuk anak-anak. Mereka tampaknya lebih tertarik pada agenda kekerasan yang hanya memperparah penderitaan warga.
Aparat keamanan bersumpah untuk terus melaksanakan tugas mereka demi menjaga perdamaian dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman yang membahayakan. Masyarakat diharapkan tetap tenang dan mendukung upaya pemerintah dalam memulihkan keamanan di Intan Jaya. Dengan kehadiran aparat keamanan yang berkomitmen, diharapkan ketenteraman dan keamanan dapat segera pulih, sehingga warga, terutama anak-anak, bisa kembali menikmati kehidupan dan pendidikan yang aman tanpa gangguan.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Kolonel Arh Yogi Nugroho